Nuzulia Anggita Ramadani siswi SMKN I Ampelgading Pemalang curhat kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Rabu (27/9/2017).
Nuzulia Anggita Ramadani siswi SMKN I Ampelgading Pemalang curhat kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Rabu (27/9/2017).
Seorang siswi SMK menangis curhat kepada Ganjar Pranowo Cagub Jateng , Rabu (27/9/2017). Siswi bernama Nuzulia Anggita Ramadani itu menangis karena dilarang ibunya untuk melanjutkan kuliah.
Siswi SMK Ini Menangis Ngadu ke Ganjar Karena Dilarang Kuliah Ibunya
Padahal gadis ini punya keinginan untuk melanjutkan kuliah di Fakultas Psikologi Undip Semarang. Siswi kelas XII SMK Negeri I Ampelgading Pemalang, ini menyampaikan curhatnya sambil menangis saat Ganjar mendatangi sekolahnya dalam program Ganjar Mengajar.
Dalam sesi tanya jawab, Anggita yang kebetulan mendapat kesempatan pertama langsung meminta pendapat kepada Ganjar tentang masalah yang dihadapinya.
“Pak Ganjar, saya mau kuliah tapi tidak boleh sama ibu. Bilangnya saya disuruh kerja dulu biar ada pengalaman,” ucapnya sembari terisak.
Siswi SMK Ini Menangis Ngadu ke Ganjar Karena Dilarang Kuliah Ibunya
Mendapat aduan tersebut, Ganjar Pranowo Cagub Jateng pun langsung merespon dengan menanyakan di mana ibunya. “Mana ibumu, ikut datang ke sekolah nggak?, kalau ada suruh maju sini,” kata Ganjar.
Tak lama kemudian seorang perempuan paruh baya berbaju hijau pun maju dan berdiri di samping Anggita. Ia langsung menanyakan alasan sang ibu melarang anaknya kuliah. “Kenapa anaknya tidak boleh kuliah, lha men pinter kok ra entuk?” tanya Ganjar.
Spontan saja, sang ibu kebingungan. Meski demikian, ia menyampaikan maksudnya. Ia menyebut bukan melarang, melainkan menunda keinginan kuliah, sambil mencari kerja.
“Bukan begitu pak, maksud saya kalau kerja kan sudah ada pengalaman. Nanti kalau sudah punya pengalaman, baru kuliah dan dapat kerja yang enak,” saut Duriyah, ibu Anggita.
Mendengar jawaban itu, Ganjar pun lalu bertanya kepada Dirut Bank Jateng, Supriyatno dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Gatot Bambang Hastowo.
“Bapak-bapak dulu kuliah dulu apa kerja dulu,” tanya Ganjar. “Kuliah dulu pak,” jawab Supriyatno dan Gatot serempak.
Selanjutnya Ganjar memberi pengertian kepada Duriyah pentingnya pendidikan untuk anaknya. “Meski lulusan SMK sudah siap kerja, tapi kompetensinya tentu beda dengan sarjana, beda dengan lulusan universitas,” jelasnya.
Meski sama-sama siap kerja, kata Ganjar, sarjana akan mendapat penghargaan lebih dibanding lulusan SMK. “Dah sekarang saya tanya di hadapan semua yang ada di sini, ibu membolehkan tidak anaknya kuliah di universitas yang diinginkannya?” kata Ganjar. Duriyah pun menjawab, “Boleh pak,”.
Mendengar jawaban ibunya, Anggita pun menangis dan mencium tangan Ganjar diiringi tepuk tangan seisi ruangan.