Tuesday, March 20, 2018

Inilah Sebenarnya Retorika Nyentrik Ganjar Pranowo di Roedhiro




Sudah terlalu larut di jalan pulang menuju rumah persinggahan di perantauan dalam keadaan jalan basah.  Sudah bisa ditebak, kalau di sepanjang jalan pulang baru saja turun anugerah Tuhan, hujan.  Belum sempat berganti pakaian istirahat, apalagi merebahkan badan di tempat tidur, ada pesan yang masuk ke handphone dari teman kuliah yang mengajak ikut seminar esok pagi di Roedhiro.  Sontak, langsung saja roger that ketika mengetahui siapa pematerinya.  Ya, orang nomor satu di provinsi ini, Sang Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo VS Sudirman Said.  Sebuah kesempatan lagi untuk belajar ilmu secara langsung dari tokoh-tokoh hebat negeri ini. 

Retorika Nyentrik Ganjar Pranowo di Roedhiro

Esok paginya, dengan datang telat (bukan karena saya) tetap saja ikut mendengarkan Pak Ganjar menyampaikan materi nya.  Konsekuensi datang telat ya berdiri di belakang tidak dapat tempat duduk, but its not a problem for me.  Dengan seksama saya memperhatikan gaya retorika nya, sebagai salah satu referensi public speaking style tentunya.  Secara umum memang itu yang saya perhatikan, gaya komunikasi nya.  Karena memang kuliah umum itu bertema tentang lingkungan yang tidak secara spesifik membahas mengenai ilmu politik (kebijakan), meskipun beberapa pertanyaan dari peserta ketika mendapat kesempatan juga ada yang berkaitan dengan persoalan kebijakan publik.

Dengan beberapa catatan dalam kertas yang ada di mimbar, beliau gunakan sebagai poin apa saja yang akan disampaikan ke peserta seminar.  Gaya khas selingan bercanda tapi serius dalam menyampaikan materi membuat saya berbicara kepada teman di samping saya,

”Kalau kuliah kita diajar sama dosen yang gayanya kaya gini mahasiswa juga pada betah kali ya, rajin masuk kuliah”,

Retorika Nyentrik Ganjar Pranowo di Roedhiro

Ganjar Pranowo VS Sudirman Said - Artinya, bukan apa-apa.  Karena sayang kalau melewatkan detik kejenakaan yang ditampilkan Pak Ganjar.  Tegas dalam menyampaikan tapi sama sekali tidak menakutkan.  Berbekal pengalaman yang tengah beliau emban sebagai Gubernur Jateng saat ini,data ditampilkan dengan penyampaian agar bisa lebih dipahami para peserta seminar.  Sesekali juga Pak Ganjar menggunakan para bawahannya seperti kepala dinas bahkan bupati Banyumas sebagai ‘bahan lawakan nya’.  Namun, justru itulah poin nya ketika para pejabat bisa bermain humor dengan masyarakat yang dalam hal ini para pelajar/mahasiswa di kampus. 

Satu hal lagi, hal yang saya pelajari dari beliau dan para pejabat negara lainnya adalah kita harus bisa berbicara secara konkrit, artinya tidak hanya mengandalkan pendapat yang beredar di media, tetapi kita harus memastikan bahwa misalnya suatu peristiwa itu terjadi, atau dalam suatu peristiwa begini loh yang sebenarnya yang terjadi.  Selain itu juga pintar-pintar nya kita menghubungkan antara keadian yang menjadi fakta dengan teori/ilmunya.  Grazie Mr. Ganjar Pranowo for the knowledge.