Seorang warga mengabadikan moment saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Muda dan istrinya disela acara Open House di Purworejo, Senin (26/6/2017).
Istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti merasa ada yang hilang di Lebaran tahun ini. Hal itu tak lain, tidak adanya kehadiran sang mertua, Parmudji yang meninggal dunia pada April lalu.
“Ini Lebaran tahun pertama tidak punya mertua. Orang tua saya sudah tidak ada sejak 1992. Jadi ada sesuatu yang hilang lebaran kali ini. Ada sisi yang berbeda, ada yang bikin haru,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca saat ditemui Tribun Jateng disela-sela open house di rumahnya di Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Senin (26/6/2017).
Atikoh merasa memiliki mertua yang luar biasa baik. Ia tak dianggap sebagai menantu, melainkan dianggap sebagai anak bungsu.
“Ketika saya datang, selalu ditanya sudah makan belum atau malah disuruh istirahat. Mertua saya sangat memahami sekali,” ujarnya.
Meski demikian, Ramadan tahun ini merupakan Ramadan yang luar biasa berkesan bagi Atikoh. Ia bisa menjalani umrah saat Ramadan.
“Saya Belum pernah umrah saat Ramadan. Nuansanya sangat berbeda. Kemarin benar-benar full untuk ibadah. Tarawih sampai setengah 12 malam dengan bacaan begitu indah dan 1 hari 1 juz, itu luar biasa,” ujarnya.
Selain itu, kebetulan nomor telepon dan ponsel Ganjar lupa memformat mode internasional sebelum meninggalkan Indonesia. Sehingga ketika berada di Arab Saudi, praktis hanya bisa fokus untuk menjalankan ritual-ritual ibadah di Mekah.
“Kok ndilalah (kebetulan) nomor internasional Mas Ganjar Pranowo Muda tidak bisa disetel, jadi akhirnya benar-benar fokus untuk ibadah,” ujarnya.
Ganjar juga sempat bertanya pada sang anak, M Zinedine Alam, yang lebih paham tentang teknologi, karena alat telekomunikasi milik anak semata wayangnya itu dan Atikoh bisa dipergunakan. Sementara milik Ganjar tidak bisa.
“Saya bilang waktu itu, moga-moga ponsel mas Ganjar nggak bisa biar bisa fokus, jadi tidak bolak-balik buka handphone, dan doa saya terkabul. Begitu mau pulang baru bisa terbuka,” ujarnya sembari tersenyum.
Atikoh berdoa agar suami menjadi pemimpin yang amanah dan adil serta terhindar dari fitnah di dunia dan akhirat.
“Yang kami inginkan belum tentu yang terbaik, yang terbaik hanya Alloh yang tahu,” ujarnya.
Di masa kepemimpinan Ganjar yang tersisa satu tahun ini, Atikoh berharap suami bisa menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum dilaksanakan.
“Saya berharap mas Ganjar melakukan yang terbaik untuk masyarakat karena masih banyak yang harus diperbaiki,” ujarnya.
Atikoh menyampaikan mohon maaf lahir batin kepada para ibu di Jawa Tengah. Dan ia berpesan agar jangan lupa bahagia.
“Mohon maaf jika saya ada khilaf atau kurang pas selama ini. Dan saya berpesan kepada ibu-ibu jangan lupa bahagia. Karena kalau kita bahagia maka akan lebih mudah membahagiakan orang lain,” ujarnya.(*)