Masih lekat di kenangan Gubernur sekaligus Calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo kisah seorang guru honorer di Cilacap beberapa waktu lalu.
Saat itu Politikus PDI Perjuangan itu menerima laporan langsung dari sang guru honorer mengenai persoalannya melalui media sosial Twitter.
"Dia laporkan, 'pak saya guru honorer, bayaran saya kecil, pak. Anak saya, sepatunya rusak pak,'" kisah Ganjar saat bertandang ke Redaksi Tribunnews.com, Selasa (20/2/2018).
Sepasang sepatu sekolah yang rusak milik anak guru honorer itu pun turut disertakan di dalam postingan tersebut.
Melihat laporan tersebut, Ganjar Pranowo langsung menanyakan nama dan nomor telepon guru honorer tersebut.
Ia pun menghubungi sang guru honorer.
"Saya tanya, 'anda kalau beli sepatu harganya berapa?'" Demikian tanya Ganjar di ujung telepon saat menghubungi guru honorer asal Cilacap tersebut.
"Seratus ribu, pak," jawab sang guru honorer.
"Kalau begitu saya kirim Rp150 ribu. Yang Rp 50 ribu buat sangu (uang saku-red) anaknya," ucap Ganjar.
Kisah masih berlanjut. Keesokan harinya, sepatu baru yang dibeli itu difoto dan diunggah di Twitter.
"Ditulis demikian, 'pak anak saya cium tangan saya dan sampaikan terimakasih.'"
"Saya berpesan, 'dek sekolahnya yang pintar, sayangi dan hormati orang tuamu serta cintai bangsa dan negaramu," demikian pesan Ganjar kepada anak guru honorer tersebut.
"Inilah yang sebenarnya mereka harapkan, ketika mereka susah dan ada persoalan bisa langsung diselesaikan," ucap Ganjar.
Pengalaman mengajarkan kepada ganjar bahwa rakyat tidak terlalu tertarik terhadap program-program muluk-muluk dan dengan kata-kata yang memusingkan kepala.
Pemerintahan yang melayani dan bersih serta infrastruktur menjadi kerinduan atau harapan besar masyarakat terhadap kepala daerah.
Demikian jawaban yang diperoleh Ganjar dari masyarakat Jateng setelah resmi dilantik pada 2013 lalu.
"Selain itu kata mereka, yang penting pak saya bisa bekerja gampang. Saya bisa berobat gampang pak. Dan itu sudah kita lakukan hingga kini. Jadi bahasanya ndak muluk-muluk," ujar Ganjar.
Sejauh lima tahun Ganjar Pranowo memimpin di Jateng, itu telah dilakukan. Bahkan, masyarakat bisa langsung menyampaikan langsung persoalannya kepada Gubernur melalui media sosial dan telepon.
Kisah-kisah seperti dialami guru honorer di Cilacap banyak dia peroleh melalui kontak langsung dengan masyarakat baik melalui pertemuan fisik maupun melalui medsos dan telepon langsung Gubernur Jateng.
Bahkan Ganjar mengaku setiap dinas di wilayah provinsi Jateng diperintahkan untuk aktif menggunakan media sosial dalam berkomunikasi dan menjawab pertanyaan serta permasalahan yang disampaikan warga.
Politikus PDIP tersebut menarget 1 x 24 jam persoalan dan komplain dari warga harus dijawab dinas yang bersangkutan.
Menurut Ganjar, birokrasi yang casual dinilai mampu menyentuh setiap individu.
Bukan itu saja, Ganjar pun kerap mendapat pertanyaan dari warga terkait jalan rusak di desa, kota/kabupaten hingga ada warga yang berharap dikunjungi sang Gubernur.
"Ada mahasiswa yang sedang terbaring sakit mentweet, berharap dikunjungi Pak Ganjar. Ada juga seorang bapak, yang menyampaikan isterinya yang tengah hamil anak kembar ingin dikunjungi pak Gubernur. Semua saya datangi dan mereka kaget tidak menyangka harapan mereka menjadi kenyataan," ucapnya.
Sumber : www.tribunnews.com